Demo Masak

Mengungkap Fakta MSG Aman Dikonsumsi di Umami Food Marathon



Pernah dengar istilah generasi micin? Istilah ini punya kesan negatif karena diartikan sebagai generasi yang punya pola pikir sempit dan sering bertindak gegabah. Micin adalah istilah populer di negara kita untuk menyebut MSG atau Monosodium Glutamat, yaitu bumbu dapur penyedap rasa yang sering digunaka dalam masakan. Kesannya, micin alias MSG bisa menyebabkan sebuah generasi mempunyai perilaku yang tidak baik. 


Bukan itu saja, isu negatif tentang MSG kembali beredar, yaitu MSG membuat bodoh dan memicu berbagai penyakit seperti hipertensi dan kanker. Untuk menepis isu tersebut, PT Ajinomoto Indonesia melakukan upaya sosialisasi tentang kemanan MSG kepada masyarakat. Salah satunya adalah dengan mengundang para food blogger mengikuti acara Blogger Gathering Umami Food Marathon pada hari Sabtu tanggal 16 Desember 2017. 

Acara blogger gathering Ajinomoto dan Tabloid Bintang Indonesia ini bertujuan untuk mengungkapkan fakta tentang konsumsi MSG yang aman, sekaligus mencicipi kuliner khas Betawi yang menggunakan Ajinomoto sebagai penyedap rasa. Tidak sekedar talk show dan icip-icip saja, ada demo masak, tur wisata pengenalan adat Betawi, plus workshop membuat bir pletok dan kerak telor. Aih, seru ya! 



Kantor Ajinomoto

Berkumpul di kantor Ajinomoto yang beralamat di Jl. Yos Sudarso No. 77-78 Sunter Jakarta Utara, kami siap berangkat dengan rute tujuan pertama ke Warung Mak Dower di Rawamangun, tujuan kedua ke Soto betawi Haji Husen di Setiabudi, dan terakhir ke Kampung Budaya Betawi Setu Babakan di Jagakarsa. 

Sebelum berangkat, para blogger diajak melihat-lihat produk Ajinomoto yang terpampang di display kantor. Sebagian besar produk Ajinomoto sudah tidak asing lagi bagi saya karena sering menggunakannya di dapur. Seperti Sajiku, Masako, dan Saori. 



Aneka varian produk Ajinomoto

Ajinomoto sudah lama dikenal sebagai penyedap rasa yang dibuat melalui proses fermentasi dengan bahan baku utama tetes tebu pilihan. Produk ini sudah berstandar internasional di bawah lisensi Ajinomoto Tokyo Jepang dan terdaftar pada Badan POM, serta sudah bersertifikat halal dari LPPOM MUI.


Semua masakan yang menggunakan Ajinomoto pasti rasanya jadi lebih lezat dan gurih. Nggak sabar lagi ingin segera menikmati aneka hidangan lezat di Umami Food Marathon. Kalau lari marathon, kan capek. Food marathon? Pasti kenyang nih! Berangkat!





Destinasi Pertama: Warung Mak Dower

Rombongan tiba di Warung Mak Dower yang beralamat di Jalan Pemuda No. 72 Rawamangun Jakarta Timur. Kami disuguhi sarapan pagi dengan aneka kuliner khas Betawi yang rasanya nikmat. Semua menu ini diperoleh dari resep keluarga secara turun-temurun. Sesuai dengan namanya, mayoritas masakan mempunyai cita rasa pedas yang bisa membuat bibir dower. 



Warung Mak Dower dengan tagline ‘Pedasnya Nampol, Sambelnya Bikin Sewot’ ini sukses membuat pengunjung tersenyum dan megap-megap kepedasan. Lebih lagi saat melihat menu yang ada di rumah makan ini. Semuanya punya nama yang unik. Seperti Gabus Pucung, Cuek ngacir, Genjer centil, Cumi lenong, Tutut ngibrit, Udang lenjeh, Pecak bandeng, Tulang jambal sewot, Jengkol nampol, dan masih banyak lagi.

Sambel yang bikin sewot


Menu dengan nama unik di Warung Mak Dower


Favorit saya adalah masakan andalan Warung Mak Dower, yaitu pecak bandeng. Menurut Pak Wandi, owner Warung Mak Dower, hidangan Pecak bandeng ini istimewa karena tanpa duri! Jadi nggak repot saat menyantapnya… tinggal lep! Rasa pedas pada sambal yang dibubuhkan di atas ikan bandeng menjadi semakin enak dengan tambahan tomat hijau yang segar. Tentu saja, rasa hidangan di Warung Mak Dower semuanya nikmat karena menggunakan Ajinomoto.


Pecak bandeng yang nikmat
Selain pecak bandeng, saya suka udang lenjeh dan genjer centil. Keduanya tidak pedas, bikin saya jadi lenjeh dan centil. Eh salah. Bikin perut saya ternetralisir setelah merasa sewot dengan sambalnya yang pedas. Udang lenjeh adalah udang yang digoreng garing, dibubuhi dengan bawang merah goreng dan pete goreng. Hmm, kapan-kapan mau bikin kayak gini juga ah…



Udang lenjeh


Sedangkan genjer centil adalah tumis genjer ditambah irisan oncom. Tanaman genjer jarang saya temui di warung sayur dekat rumah. Dulu pernah makan genjer di rumah mertua, tapi tanpa campuran oncom. Layak dicoba juga di dapur ngebut nih!



Genjer Centil


Ditutup dengan minuman maknyus bernama Es Ondel-ondel, perut saya pun kenyang dengan sempurna. Alhamdulillah. Sesuai namanya, es ondel-ondel ini isinya rame banget kayak ondel-ondel. Ada agar-agar, biji selasih, cincau hitam, tape dan sirup santan yang manis. Sruput… seger banget!



Es Ondel-ondel

Talk Show Mengungkap Fakta MSG Aman Dikonsumsi


Usai sarapan, acara berikutnya adalah talk show bersama dokter ahli gizi Dr. Dyah Andayani, M.gizi, SpGk dan Chef Ari Galih tentang MSG Safety dalam masakan. Head PR PT Ajinomoto, Bapak Fahrurozi juga turut serta menjadi pembicara. Dipandu oleh MC kocak Mbak Joan Brigita, kami menyimak bincang-bincang yang penuh manfaat ini tanpa rasa jenuh. 
Kiri ke kanan: MC Joan, Dokter Dyah, Chef Ari, dan Pak Fahrurozi.

Chef Ari bercerita tentang asal mula penggunaan MSG di negara kita. Pada western food, MSG tidak digunakan karena orang barat sudah terbiasa mengkonsumsi butter. Rasa memang tetap nikmat, tapi tidak senikmat masakan asia yang kaya akan bumbu dan rempah-rempah.  
Bumbu rempah adalah kunci utama hidangan nusantara sebagai ciri khas Indonesia. 

Penambahan MSG pada masakan adalah sebagai penyeimbang rasa. MSG membuat cita rasa makanan menjadi semakin nikmat karena mengandung glutamat (asam amino penyusun protein). Glutamat  sebenarnya ada di bahan makanan sehari-hari, juga ada dalam kandungan ASI. Jadi, MSG aman dikonsumsi untuk anak-anak.

Dokter Dyah menjelaskan MSG memiliki kadar garam yang lebih rendah natrium dibandingkan dengan garam dapur. Cukup bubuhi garam seperlunya jika ingin menambahkan MSG saat memasak. Menurut Dokter Dyah, adanya glutamat sebagai penambah rasa ini bisa mengurangi konsumsi garam yang berlebihan.  Jika tubuh terlalu banyak mengkonsumsi garam, ancaman penyakit hipertensi atau darah tinggi bisa datang. Jadi, pemakaian MSG pada masakan bisa mencegah penyakit hipertensi.  

Selain itu, kata Dokter Dyah, rasa masakan yang lezat setelah dibubuhi MSG membuat nafsu makan meningkat. Bahkan juga baik dikonsumsi oleh wanita hamil karena asupan makanannya meningkat dan gizi yang masuk terpenuhi, serta tidak berpengaruh buruk pada janin. 

Mengenai kelezatan rasa dari MSG dibenarkan oleh Chef Ari Galih. Beliau mengatakan bahwa MSG memberikan after taste yang berbeda pada masakan yang tidak bisa didapatkan dari butter dan kaldu biasa. 

Chef Galih yang menerangkan bahwa MSG aman dikonsumsi dan tidak membahayakan bagi tubuh kita, asal dikonsumsi sesuai dengan takaran. Beliau juga menyarankan agar MSG tidak dijadikan sebagai patokan rasa masakan. Buat dulu bumbu dasar yang bisa membuat masakan menjadi enak. Kemudian tambahkan gula, garam, dan lada, kemudian baru bubuhi MSG secukupnya. 

Di Indonesia sendiri, MSG punya nilai ADI (Acceptable Daily Intake) yaitu not specified. Artinya, MSG aman dikonsumsi. Konsumsi MSG diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 772/Menkes/Per/IX/88 tentang bahan makanan: MSG dapat digunakan pada berbagai jenis pangan dalam jumlah secukupnya, serta diproduksi dengan menerapkan GMP (Cara Produksi Pangan yang  Baik, CPPB).

Takaran yang tepat untuk konsumsi MSG per hari adalah minimal 2,5 gram atau setara dengan 1/2 sampai 1 sendok teh. Cukup sejumput Ajinomoto, rasa masakan menjadi gurih dan semakin nikmat.

Kapan waktu yang tepat untuk membubuhkan MSG? Kapan saja bisa. Boleh di awal, di tengah, bahkan di akhir memasak. Waktu yang disarankan adalah saat proses memasak selesai untuk mendapatkan after taste yang baik. 

Lebih lanjut, Bapak Fahrurozi menjelaskan tentang Ajinomoto dan Umami. Umami adalah rasa gurih sebagai rasa dasar yang kelima selain rasa manis, pahit, asin dan asam. Sedangkan Ajinomoto berarti sumber rasa. Rasa yang gurih berasal dari Ajinomoto.

Proses pembuatan Ajinomoto

Ajinomoto mempunyai bentuk butiran kristal bening yang tidak berwarna dan tidak berbau.  Jangan lupa, bubuhkan Ajinomoto pada masakan secukupnya saja untuk mendapatkan rasa gurih yang pas sesuai dengan selera. Jangan ragu menambahkan MSG karena MSG aman dikonsumsi dan terbukti baik untuk tubuh seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.

Demo masak berasama Chef Ari Galih


Bisa menyaksikan Chef Ari Galih beraksi membuat hati saya gembira. Ini pertemuan kedua saya dengan beliau. Sebelumnya, saya pernah menyaksikan acara demo masak dengan Chef Ari sebagai bintang tamunya. Saat itu, saya dibuat kagum. Kayaknya gampang banget masakan yang dibuat oleh Chef Ari. Cak cek cak cek, tahu-tahu jadi aja! Practise makes perfect pastinya. Pengalaman beliau sebagai chef dan menjadi pengisi acara di televisi sudah membuktikan kepiawaiannya. 

Hidangan yang dibuat oleh Chef Ari adalah menu yang ada di Warung Mak Dower, yaitu Gabus pucung dan Pecak bandeng. Tangan Chef Ari yang cekatan mengolah bumbu dengan menguleknya sendiri membuat demo masak ini semakin menarik. Kenapa diulek dan tidak diblender? Menurut Chef Ari, bumbu yang diulek akan menghasilkan masakan yang lebih enak daripada bumbu yang diblender.


Aksi Chef Ari saat demo masak


Semua bahan sudah tersedia di atas meja. Chef Ari tinggal mengolah dan memasaknya saja. Seperti bahan untuk membuat Pecak bandeng pada foto berikut:



Bahan membuat Pecak bandeng


Selama demo masak berlangsung, aroma harum yang menggoda selera pun menyeruak ke sekeliling ruangan. Membuat kami tidak sabar untuk melihat hasil akhirnya. Dan inilah dia… Gabus pucung dan Pecak Bandeng ala Chef Ari Galih:



Demo masak membuat Gabus pucung dan Pecak bandeng

Destinasi kedua: Soto Betawi Haji Husen 


Rombongan kembali bergerak. Kami tiba di destinasi kedua yaitu Soto Betawi Haji Husen di Manggarai. Tepatnya di 
Jl. Padang Panjang No. 6C Pasar Manggis, Setiabudi, Jakarta Selatan. Rumah makan yang terlihat sederhana dini sangat ramai pada jam makan siang. Jika ingin makan di tempat ini, siapkan stok sabar ya. Pengunjung harus sabar menunggu kebagian tempat yang kosong untuk makan. 



Tampak depan Rumah Makan Soto Betawi Haji Husen
Suasana di rumah makan yang ramai pengunjung ini membuat saya berpikir, “Soto betawinya pasti enak!” Saat itu kami tiba sekitar pukul 11 siang dan soto daging sudah habis! Meski kehabisan jatah daging, kami masih bisa menikmati isian lain dari soto betawi ini seperti paru goreng, usus, dan daging tetelan. 


Sabar mengantri, ya!

Meski ramai, para pelayan di rumah makan ini cukup gesit melayani pelanggan. Setiap ada pelanggan yang baru datang akan dipersilahkan ‘menunpang’ duduk dulu di bangku yang kosong. Belum bisa makan karena tempatnya sempit, jadi harus sabar mengantri. Menunggu sampai ada pengunjung yang selesai makan dan beranjak pergi. Setelah itu, soto pesanan baru diantar dan siap dinikmati.

Kesibukan di dapur
Bagian dapur terbuka tempat meracik soto betawi diletakkan di bagian depan rumah makan. Jadi pengunjung bisa memilih dan melihat sendiri saat soto betawi dibuat sebelum dihidangkan. 


Meracik soto betawi

Setelah menunggu beberapa pengunjung berajak dari bangku, giliran saya menikmati soto betawi. Kebetulan saat itu di luar sedang gerimis. Wah, cocok banget makan siang dengan soto betawi. Gurihnya pas. Kuahnya hangat dan nikmat untuk menghangatkan tubuh di tengah udara yang agak dingin ini. 



Soto Betawi Haji Husen

Resep Soto Betawi ala Dapur Ngebut bisa dilihat di sini.


Jangan lupa pelengkap soto betawi. Ada kecap, sambal, dan acar. Favorit saya, tentu saja acar! Rasanya yang asam segar pas banget untuk mengimbangi rasa gurih soto betawi. Pinjem istilah dari Mbak MC Joan Brigita: endolita bambang alias enak banget! 



Acar yang segar
Resep Acar ala Emak Riweuh bisa dilihat di sini.

Destinasi Ketiga: Kampung Betawi Setu Babakan



Usai menyantap soto betawi, perut kami beristirahat sejenak selama perjalanan menuju destinasi terakhir, yaitu Kampung Setu Babakan. Gerimis masih turun dengan malu-malu. Begitu sampai di lokasi, rombongan menunaikan shalat dhuhur di mushola sebelum melanjutkan food marathon. 

Gerimis sudah reda. Rombongan berkumpul di area A pada bagian depan kawasan wisata Setu Babakan. Kami diajak berkeliling area dan mengenal lebih dekat kebudayaan Betawi di Setu Babakan. Kunjungan pertama adalah Museum Betawi. Di tempat ini banyak dipajang aneka benda yang berhubungan dengan masyarakat betawi tempo dulu. Ada yang sudah tidak ada dan ada juga benda yang masih bisa ditemui sampai saat ini. Selain itu, lukisan tokoh-tokoh Betawi juga terpajang di ruangan ini.




Suasana di Museum Betawi
Sambil mengamati benda-benda yang dipajang di museum, kami mendengarkan kisah dari Bang Roni sebagai pemandu wisata tentang kebaya encim, kesenian tanjidor sebagai akulturasi antara budaya Cina dan budaya Portugis, serta seputar rumah adat Betawi dan aneka hidangan kue tradisionalnya. Tidak hanya kue tradisional khas betawi yang dipajang, alat untuk membuatnya juga ikut eksis. Seperti kembang goyang,  biji ketapang, dan kue akar kelapa.



Kiri: kue kembang goyang. Kanan: kue biji ketapang.
Keluar dari museum dan menuju bagian belakang area wisata, kami disambut oleh tarian Ngecak Setapak. Para penari yang cantik dan gemulai sukses memukau pandangan kami dengan pertunjukan tari yang indah. 



Destinasi ketiga: Kampung Setu Babakan Betawi. Disambut oleh tarian Ngecak Setapak setelah mampir dari Museum Betawi #umamifoodmarathon #ajinomotoxbintangindonesia #bloggergatheringbersamaajinomoto
A post shared by Emak Riweuh (@innariana) on

Selanjutnya, rombongan diajak berjalan menikmati pemandangan dari pinggir danau alias setu. Tempat ini sangat nyaman untuk bercengkrama bersama teman, keluarga, atau pacar sambil menikmati aneka jajanan khas betawi. Makan bareng di pinggir danau sambil menikmati angin sepoi-sepoi, amboi…

Ternyata, kami dibawa ke tempat pengrajin batik. Menyaksikan langsung para gadis dan ibu-ibu yang sedang membatik, melihat kain batik yang sudah jadi dan sedang dijemur, sampai memilih kain batik yang dijajakan di galery khusus. Sesuai dengan kekhasan adat betawi, kain batik yang diciptakan memiliki warna yang cerah dan ceria.

Selesai melihat batik, kami kembali ke lokasi tempat tarian sambutan digelar untuk acara selanjutnya. Kali ini tidak perlu berjalan kaki lagi. Kami kembali dengan naik delman! Yihaa! “Kududuk samping Pak Kusir yang sedang bekerja. Mengendarai kuda supaya baik jalannya. Tuk tik tak tik tuk…” kira-kira seperti itu yang saya nyanyikan saat naik delman. 



Naik delman (foto: Uci)

Workshop bir pletok

Waktunya workshop! Sesi pertama adalah workshop membuat minuman non alkohol khas Betawi, yaitu bir pletok. Pada jaman dahulu, masyarakat Betawi sering melihat orang Belanda minum bir. Tidak mau kalah, warga membuat sendiri minuman penghangat badan yang halal dikonsumsi. Begitu kisah yang diceritakan oleh Bu Aci dan Bu Rika yang menjadi pemandu dalam workshop membuat bir pletok.




Workshop membuat bir pletok

Mengapa dinamakan bir pletok? Kata bir diambil dari bahasa Arab, yaitu ‘bir’un’ yang berarti sumber air. Bukan dari ‘beer’ dalam bahasa Inggris, ya. Sedangkan kata pletok bermula dari minuman yang sudah jadi kemudian dimasukkan ke dalam teko dan dikocok dengan es batu sehingga menimbulkan bunyi pletok-pletok. 




Bahan bir pletok

Bahan utama bir pletok adalah jahe. Digunakan dua macam jahe, yaitu jahe rimpang kecil (jahe iprit) dan jahe rimpang besar (jahe gajah). Jahe rimpang kecil punya rasa yang lebih kuat dan hangat. Bahan berikutnya adalah kayu secang yang sudah mulai sulit ditemukan. Bahan ini didatangkan khusus dari Jawa. Sedangkan bahan-bahan lainnya mudah diperoleh di halaman rumah dan pasar tradisional.


Bahan lengkap untuk membuat bir pletok: jahe, kayu secang, cabe jawa, lada hitam, kapulaga, cengkeh, kayu manis, kayu misoyi, biji pala, sereh, daun jeruk, daun pandan, gula pasir, dan garam. Cara membut bir pletok: 

  1. Jahe digeprek, jangan dikupas, lalu iris. 
  2. Bahan kering dikeprek. Jangan diulek supaya kuah rebusan tidak menghasilkan endapan.
  3. Didihkan air pada panci besar. Masukkan semua bahan rempah-rempah. Setelah mendidih, rebus selama 30 menit. 
  4. Masukkan kayu secang. Jangan terlalu lama merebusnya. Ketika mendapatkan warna coklat yang pas, segera matikan api.
  5. Saring rebusan bir pletok. Bubuhi gula dan garam. Bir pletok siap diminum.
Bir pletok dibuat tanpa pengawet. Cara alami untuk mengawetkan bir pletok adalah dengan menyimpannya pada botol yang steril. Menyiapkan botol tempat menyimpan bir pletok: rebus botol, isi dengan bir pletok, kemudian rebus kembali bersama botol beserta isinya sampai mendidih. Dengan cara ini, bir pletok botolan bisa awer selama 4 bulan dan 1 bulan pada botol plastik. 

Bir pletok dalam kemasan botol kaca dan plastik
Bir pletok bukan sirup, jadi tidak perlu menambahkan air lagi. Tinggal diminum langsung. Jika ingin minuman yang hangat, bir pletok bisa dipanaskan kembali. Saya sendiri lebih suka bir pletok yang hangat. Sedangkan anak saya lebih suka bir pletok dingin. Tidak salah oleh-oleh yang saya bawa pulang ini. Di rumah, bir pletok langsung habis dalam waktu singkat!


Bir pletok yang menghangatkan badan



Workshop membuat kerak telor

“Mpok, kerak telor atu ye!” Wah, gawat! Saya cuma numpang nampang doang. Nggak bisa bikin kerak telor. Segera saya melipir, membiarkan Pak Udin sang ahli kerak telor beraksi dalam workshop membuat kerak telor.

Pura-pura mau bikin kerak telor
Kerak telor mengingatkan kenangan masa kecil saya saat main ke PRJ (Pekan Raya Jakarta). Di daerah asal saya tidak ada yang namanya kerak telor. Jadi kalau kepengen kerak telor ya harus main dulu ke PRJ. Ah, itu dulu. Kata Pak Udin, sekarang kerak telor sudah bisa ditemui di beberapa sudut kota Jakarta. Kalo nggak salah, saya juga pernah lihat ada penjual kerak telor di Bogor lho, Pak. Kuliner khas Betawi yang legendaris ini memang populer karena kelezatannya.

Workshop membuat kerak telor
Bahan untuk membuat kerak telor, yaitu: telur ayam, beras ketan putih yang sudah direndam semalam, serundeng (kelapa sangrai), ebi, garam, merica, dan penyedap rasa Ajinomoto. 
Bahan kerak telor
Cara membuat kerak telor:
  1. Sangrai beras ketan di wajan, pipihkan, tutup dengan tutup panci. Biarkan sebentar.
  2. Masukkan ebi, serundeng, garam, merica, ajinomoto. Aduk rata. Pipihkan di wajan.
  3. Masukkan telur, aduk rata. Pipihkan bentuk lingkaran. Masak sampai matang.
  4. Taburi kerak telor dengan bawang merah goreng dan serundeng. 
  5. Kerak telor siap untuk disantap.
Kerak telor dan bir pletok: cucok meong!

Akhir dari Umami Food Marathon

Tidak terasa, rangkaian acara Umami Food Marathon ini sudah selesai. Bapak Fahrurozi menutup acara dan kami semua pulang dengan perut kenyang plus hati gembira. Terima kasih kepada Ajinomoto dan Tabloid Bintang Indonesia untuk hari yang menyenangkan dan mengenyangkan ini.

Bicara soal kenyang, gimana rasanya sudah icip-icip aneka hidangan yang gurih menggunakan MSG Ajinomoto selama seharian penuh? Are you ok? Tentu, dong. Saya baik-baik saja. Badan saya tetap sexy sehat, perut tidak mual, dan kepala tidak pusing. Ini buktinya bahwa MSG aman dikomsumsi dalam masakan sehari-hari karena takarannya sesuai dan tidak berlebihan. Yes, MSG is save. 



Ajinomoto

Website: www.ajinomoto.co.id
Facebook : ASLI Masako
Twitter : @dapurumami
Instagram : @dapurumami.id

Tabloid Bintang Indonesia
Website: www.tabloidbintang.com
Facebook : Tabloid BINTANG Indonesia
Twitter : @BintangTabloid
Instagram : @BintangTabloid


Warung Mak Dower
Jl. Pemuda No.72, Jati, Jakarta Timur
Instagram: @WarungMakDower

Soto Betawi Haji Husen
Jl. Padang Panjang No. 6C Pasar Manggis, Setiabudi, Jakarta Selatan

Setu Babakan
Jl. Srengseng Sawah, Jagakarsa



Sumber referensi: 

  • Website www.ajinomoto.co.id
  • Leaflet Ajinomoto
  • Leaflet The 1st Umami Symposium

, Terimakasih telah mengunjungi olahan.id, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top