Editorial

Passion Behind The Bar : KOPITUJU Malang

“Built up a messy to be a good messy” adalah ungkapan yang benderang di kepala saya setelah berbincang dengan Eldon Andrianus. Tentang karyanya yang menjadi bahan perbincangan para netizen Instagram: KOPITUJU

***
Berawal dari ketertarikannya dengan kopi yang enak, Eldon, sapaan pemuda asal kota Malang ini menyulap sebuah kantor tua yang tidak terpakai menjadi sebuah kedai yang nyaman dengan mengolah biji kopi lokal menjadi minuman berkualitas dunia. Saya berkesempatan untuk berbincang-bincang dengan beliau untuk mengulik sedikit sejarah KOPITUJU dan berbagai seluk-beluk di balik bar. Mengungkap sedikit banyak tentang passion di dalam dirinya. This is Passion Behind The Bar: KOPI TUJU Malang

****

Eldon Andrianus
Pertemuan saya dengan Eldon sebenarnya tidak disengaja. Setelah mata terpancing dengan postingan-postingan di instagram yang mengungkap sebuah kedai kopi premium yang tiba-tiba muncul di tengah-tengah Pasar Besar. Saya pun langsung bergerak menuju lokasi yang menggegerkan warga netizen itu. “Unik”, itu yang bisa saya ungkap ketika saya melihat tempat di mana lokasi kedai ini berdiri. Di tengah-tengah orang jualan ember, paku, peralatan cangku, tukang jahit, dan lain-lain, ada sebuah kedai kopi berdiri.
Ketika banyak pengusaha berlomba-lomba mendirikan kedai kopi di pusat keramaian kota, kampus, dan kantor yang notabene dekat dengan pasar. Kedai ini justru menjauh dan menyelinap di antara tukang becak dan ibu-ibu belanja.
Orang gila ini yang bikin, pikir saya.

Saya menuju ke KOPITUJU sekitar pukul 12 siang, setelah memarkir kendaraan, saya bergegas masuk. Dan benar saja seperti apa yang netizen bilang. Tempat ini penuh,  beberapa penikmat kopi harus menjadi waiting list, bahkan ada yang rela duduk di luar kedai. Tempat ini sungguh Hype.
“Adi?” Kata seseorang memanggil saya dari balik bar.
Saya melihat dengan seksama, mencoba mengenali orang itu. Setelah tertegun beberapa saat, otak saya kemudian mengenalinya. 
“Eldon?”
Orang itu adalah pemilik kedai ini. Kami dulu pernah kuliah satu kampus dan satu kelas. Dia mengenali saya dengan jelas, sementara saya, samar-samar. Kami sudah tidak bertemu kurang lebih empat hingga lima tahun lamanya. Di pertengahan kuliah, Eldon pindah ke Australia karena ikut pertukaran pelajar kampus. Semenjak itu kami tidak lagi pernah bertemu. Hari ini kami dipertemukan lagi setelah bertahun lamanya. Kesukaan pada kopi akhirnya membuat kami kembali berbincang seperti dulu.
Setelah banyak bertukar cerita tentang dirinya di Australia dan saya di Malang, kami sedikit banyak berbincang tentang karya terbarunya: KOPITUJU.

Bisa ceritain nggak konsep KOPITUJU?

 Kenapa namanya KOPITUJU

“Sebenarnya agak simple sih, karena alamatnya di sultan syahrir nomor tujuh.  Aku juga bingung kalau ditanya apa filosofis dibalik itu. Nama KOPITUJU yang sebenarnya sesimple nomor tujuh (nomor ruko). Setelah dibahas lebih dalam. (Penghapusan huruf H dari) TUJU itu bisa berarti TUJUAN.  Aku ingin meNUNJUkan coffeeshop itu tidak menyepelekan kopi yang enak saja atau tempatnya saja. Tapi balancing ke duanya. Dan KOPITUJU menjadi TUJUAN orang buat ngopi.”

“Dari dulu aku memang mau buka coffeehop karena suka minum kopi. Tapi belum nemu kopinya aku cocok dan tempatnya aku juga cocok. Selama ini aku cuma nemu yang tempatnya bagus, kopinya biasa aja. Atau kopinya enak banget, tapi tempatnya, hmm.. bukannya kurang bagus, sih, tapi aku belum nemu yang cocok sama aku.”

KOPITUJU dimulai dari keresahan Eldon ketika tidak menemukan kedai kopi yang pas untuk dirinya. Pas yang dimaksud adalah kombinasi antara kopi yang enak dan juga tempat yang nyaman. Cara terbaik bagi Eldon untuk menemukan kedai terbaik adalah dengan menciptakannya. Tidak main-main, dirinya kemudian belajar banyak tentang kopi dari kedai-kedai yang dia kunjungi. Melihat proses pembuatan kopi, cara menyeduh, dan berguru pada teman-temannya yang pembisnis dan konsultan kopi. Cita-citanya cuma 1: mencipta kedai ternyaman dengan kopi yang enak.

“(tentang kopi) sebenarnya aku nggak terjun langsung, karena aku cuma penikmat, nggak bikin kopi gitu. Mau belajar juga awalnya bingung. Cuma ngeliat doang nggak pernah megang mesin. Aku punya teman yang tinggal di Jakarta yang punya teman juga seorang barista yang baru resign dari tempat kerjanya lalu membuka semacam konsultasi kopi. “

 

Membangun dari berantakan

Ketika masuk ke KOPITUJU, kamu akan melihat suasana bangunan tua yang modern. Bagaimana, ya menjelaskannya. Ada aksen-aksen dinding yang sengaja dibuat terkelupas dengan batu bata yang terlihat jelas, jendela kaca besar, dan aksen meja dan sudut-sudut semen yang dibiarkan apa-adanya tanpa sentuhan cat dan polesan lainnya. Seolah kedai ini adalah gedung yang baru jadi dan tak berpenghuni. Namun, sisi lain, kamu akan menemukan mebel-mebel cantik yang minimalis dan modern, toples-toples kaca monokrom, dan alat-alat kopi yang canggih. Mungkin istilah yang mendekati di dalam dunia arsitetur adalah “industrial”.

“Aku mau tempatnya nggak terlalu serius”

“Kedai kopi yang katanya bagus itu, kan yang instagramable, yang putih-putih. Kalau aku lebih suka yang agak ‘berantakan’”

Saya menerka konsep yang dihadirkan KOPITUJU adalah itu dan Eldon mengiyakan. KOPITUJU adalah kedai “berantakan yang rapi”.

****
Mencicipi Kue-Kue Lucu dari Michel

Michel Febriana
Saat bertandang ke KOPITUJU, saya disuguhi kue-kue lucu dari pâtissière berbakat yang juga bagian dari kedai ini, akrab disapa Michel. Semua kue, snack, dan hal-hal manis dari KOPITUJU adalah hasil karyanya. Kue-kue di KOPITUJU berkualitas tinggi saya rasa. Terlihat dari bahan yang digunakan, tampilan, dan pilihan jenis yang mereka tentukan. Pengalaman Michel selama bersekolah pastry di London yang membuat kue-kue di sana menjadi sempurna.
Beruntung, saya bisa mencicipi langsung chouquettes, cheesecake brownies, dan eclairs buatan Michel. Pada jam-jam padat, kue-kue dari Rue de Choux Passtisserie ini ludes. Karena memang rasanya enak dan cocok dengan kopi-kopi lite versi KOPITUJU. Belum lagi bentuk yang cantik jadi gemes pengin foto dulu sebelum dilahap.
Karena ini food blog, kita brakedown satu-satu rasanya.
It’s taste familiar but new. Sekilas, saya seperti mengunyah biskuit monde ketika mencicipi chouquettes ini namun versi upscale. Ada sensasi renyah yang dibalut manisnya gula di luar disusul dengan sensasi empuk di dalamnya.
Ada perasaan “makan nggak, ya..” setelah melihat eclair terjadi di depan mata. Bentuknya unyu maksimal. Lapisan “krispi” akan menghadang kita pada gigitan awal. Selanjutnya, kita akan menemukan sensasi empuk, tapi tidak dominan. Kalau kita memakannya dengan posisi gula di atas, langit-langit mulut seperti disentuh oleh rasa manis yang kemudian jatuh di lidah.
Kita bisa merasakan bahwa cheesecake brownies buatan Michel adalah premium, dari bahan yang digunakan, rasanya, lembutnya. Ada aliran-aliran keju yang kentara banget diatara brownies coklat lembut. Keju-keju ini seperti meledak di dalam mulut dan kemudian meredam karena potongan-potongan cokelat.
Cantik, itu yang bisa gambarkan untuk bentuk dan rasa kuenya. Ada perasaan-perasaan penasaran untuk langsung mencicipi kuenya. Setelah itu, ada perasaan hampa yang menyusul setelah kue-kue itu tandas. Hampa seperti “kenapa kue ini harus tandas dengan cepat?”. Seperti bentuknya yang “feminim”, hati saya seolah sensitif untuk mencoba kue yang lain. Kue buatan Michel seperti rasa yang menyeimbang diatara lautan pahit dan asam kopi. Mungkin ini yang disebut dengan bahagia.
****
MELAWAN KERAGUAN

Awalnya, banyak yang meragukan keputusan Eldon untuk membuka sebuah kedai di dalam Pasar, baik itu dari orang-orang di pasar, saudaranya, teman-temannya, bahkan keluarganya. Banyak yang mempertanyakan tidakan Eldon. Petanyaan itu adalah: Yakin buka di Pasar Besar?

Eldon ingin merasakan apa yang dia rasakan ketika masa kecilnya. Menikmati suasana pasar yang riuh dan menyenangkan. Karena itu, dia sengaja memilih Pasar Besar sebagai ladangnya membuka hal yang baru. Sebuah kedai kopi premium.

“Waktu kecil aku di sini, kan ya? Dari zaman aku kecil nggak ada perubahan (perkembangan).”

Begitu banyak yang meragukan keputusannya. Yakin buka di Pasar Besar?

“Justru aku melakukan sebaliknya”

Eldon menggabungkan passionnya di bidang kopi dan keinginannya yang baik untuk menjadi bagian dalam melestarikan bangunan-bangunan klasik di Pasar Besar. For your info, ada banyak bangunan ruko tua dari zaman penjajahan dan pasca kemerdekaan. Walaupun yang pegang sebagian besar adalah generasi penerus yang muda, sebagian besar dari mereka “membiarkan” bangunan-bangunan itu dan tidak menatanya. Tidak untuk Eldon. 
Bangunan yang digunakan sebagai kedai umurnya pun sebenarnya cukup renta. Di era tidak produktifnya, bangunan yang aslinya kantor ini pernah dibiarkan begitu saja hingga belasan tahun.

“Visiku sebenarnya agar Pasar Besar itu tidak dirombak habis. Banyak bangunan klasik di sini yang sebenarnya bisa dipertahankan. Tidak harus dihabiskan. Bisa jadi daya tarik tamu yang datang juga (dengan bangunan klasik itu). Jadi trigger buat orang-orang di sini untuk membersihkan (mempercantik) bangunan-bangunan klasik di Pasar Besar.”

Eldon memiliki harapan yang besar agar KOPITUJU bisa menjadi trigger buat anak-anak muda untuk produktif. Baik itu dalam industri kopi, maupun melestarikan bangunan tua di Pasar Besar. Visi yang luar biasa ini, semoga dilancarkan.
Terima kasih kopinya Eldon, terima kasih browniesnya Michel. Sampai jumpa di lain kesempatan.

(Nugrah Adi)

****
KOPITUJU Malang.
Alamat:
Jl. Sutan Syahrir, Sukoharjo, Klojen, Malang City, East Java 65117


, Terimakasih telah mengunjungi olahan.id, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top