
Pertama kali saya tahu tentang tanaman bernama anggrek adalah saat di
sekolah dasar, kala itu di sepanjang jalan desa dari Ngawi menuju ke Paron,
banyak sekali jajaran pohon asam yang usianya sudah puluhan tahun. Pohon-pohon
asam ini memiliki batang kekar, dengan diameter besar, tubuhnya pendek untuk
ukuran pohon tua. Berjajar rapi di sepanjang sungai kecil atau parit, yang
memisahkan antara jalan dengan area persawahan milik petani. Paron merupakan
desa sentra padi dan palawija di mana sawah bertebaran di mana-mana. Saya paling
suka menelusuri jalan utama Paron ini, karena indah, hijau, sejuk dengan
deretan pohon asam yang rapi memagari tepian jalan. Di pohon-pohon asam ini lah
saya melihat anggrek liar menggelayuti dahannya, tertutup rimbunnya daun asam,
membuatnya aman dari terpaan sinar matahari Paron yang gahar.
Setiap kali naik angkutan umum menyelusuri jalanan ini, mata saya
jelalatan memandangi kerimbunan pohon asam, berusaha menghapal, pohon mana yang
ditumbuhi anggrek. Tidak semua pohon ada. Saya bertekad satu hari nanti, jika
saya memiliki sepeda, akan saya kayuh kendaraan roda dua itu ke sepanjang jalan
ini dan menjarah semua anggrek di sana. Mimpi yang penuh rasa greedy, seorang
bocah usia 9 tahun yang ingin merawat dan menanam anggrek tapi apa daya orang
tua tak mampu. Tapi sebuah kemauan kuat, sebuah tekad kuat yang muncul dari
dalam dada, akan didukung semesta. Seperti juga mimpi saya hendak mememelihara
anggrek liar.

Klik untuk baca selanjutnya…

, Terimakasih telah mengunjungi olahan.id, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.